1st July 2013
Yeah, setelah dapet istirahat yang cukup di
asrama UMY, gue dan temen2 sekamar gue jam 5 udah pada beres mandi, sholat, dan
dandan -_-. Gue Cuma ngusap2 muka pake bedak tabur tipis sama make parfum sih,
nggak tau termasuk dandan juga atau nggak. Jam 7 kita dikumpulin buat siap2
ikutin seminar di Graha (graha apa ya namanya gue lupa deh).
night roomates: Gita (Unpad), Iik (UI), Isna
(UNS), Dany (Oxford). Yang bulet-bulet di jilbab gue itu bukan ingus yah, tapi
parfum yang belum kering -___-
Beres packing dan foto-foto kita ngumpul di
halaman buat persiapan berangkat seminar. You won’t believe it, kita udah
mandi-bersih-dandan-cakep-pake-baju-rapi-dandy-dahysat-Allahuakbar. Disuruh ngebawa
barang kita sendiri jalan kaki menuju Graha. Dan, guuuuyyys, gue bawa
carriiierrrr. Masih mending pake travel bag, jadi bisa ditarik-ulur kayak orang
PHP. Ini gue kayak pendaki gunung Ceremai yang mau kursus kepribadian.
Kita harus jalan
sekitar 2 km dengan kondisi kayak gitu. Harusnya gue foto yaaa. Tapi yasudah
lah, seruuuu-seruuuu. Di jalan tas carrier-gede-kayak-anak-6-tahun gue kerasa
tambah berat, ternyata ditarikin sama mas-mas rambut pirang tapi matanya sipit.
Dia juga narik koper sambil bawa ransel. Whooo, itu mas-mas tadi yg gue omongin
sama Iik pas masih di halaman.
“Dan, dan, kayak boyband yah?”
Gue liatin sekilas, “Metro ik”, kata gue.
Pas di jalan itu dia ngenalin diri, ternyata
namanya Kim Leng dari Vietnam. Akhirnya sepanjang jalan gue, Iik, sama Kim Leng
malah ngobrol2. Pas udah masuk kawasan UB, kita pada dilihatin mahasiswa baru
dan orang-orang tua yang pada nganterin. Entah apa yang ada di pikiran mereka,
yang jelas saat itu gue pengen bawa spanduk “Don’t judge me by what I’m wearing
and what I’m bringing”. Because no matter how hard you try to figure them out,
they would not be matched each other.
Waktu nyampe di grahanya, tas kita langsung
diungsikan. Syukurlaaah... Saatnya mengikuti seminar internasionalnya. Pasti
pada mikir, banyak bule bule blonde tampan tinggi menjulang yang bisa ditemenin
(kok negatif ya kesannya) diajak temenan. Nein nein nein... Nggak ada samsek.
Bule2 yang harusnya dateng dari Eropa, dan Timur Tengah, ada juga dr Afrika, ga
jadi dateng karena kepentok Visa. Entah kenapa tp katanya sih surat undangan
yang dikasih panitia bermasalah atau gimana gitu pas diproses di kedutaan. Jadi
yang dateng cuma orang-orang dari Asia Tenggara Cuma pake paspor nggak butuh
visa. Di luar asia tenggara, yang bisa ikutan cuma 2 kakak beradik dari Kazakhstan: Kamila sama Dana.
Red Carpet: Bakhrul (ITS), Reza (Unpad),
Yani (UB), Dana (Kazakh), Dany (Uzbek), Iik (UI), Kamila (Kazakh), Gita
(Unpad). Langsung kebanting di sebelah Dana :(
Delegasi IAAS LC Unpad: Reza, Fuser, Citra,
Winda, Arini, gue, Cut, Gita, Reni... (Dan parfum gue belum kering juga -__-)
Delegasi Vietnam & Cambodia, ada yang
nyusup. Yang mana hayooo???
Kim Leng, yang dibilang Iik kayak boyband
Seminar pertama pembicaranya masih muda, tapi
gue lupa namanya siapa... Tapi gue dengerin kok isi seminarnya. Pas awal-awal
seminar dia nanyain background pendidikan kita apa aja. Ada yang bilang IT,
management, finance, international relation, industrial engineering, chemical
engineering. Dan gue juga gamau kalah eksis, gue bilang “Dentistry”. Si
Bapaknya, hmmm, atau Mas-masnya ya (soalnya masih muda), tanya lagi, “What???”,
then I said it again, “Dentistry”. He was humming *yah, keterusan bulenya*,
tanya balik sama gue, “Kedokteran Gigi?”. Gue ngangguk kayak ondel-ondel.
Then he said, “Finance, management, IT,
engineering, may be related to agricultural, they have responsibilities about commerce
and distribution. But dentistry???”,
diam sejenak, terus ngelanjutin,
“Why did you want to join this conference?”
Kayak diinterogasi, pengen jawab “bosen Oom,
klinik mulu, pengen jalan2 naik gunung, ketemu temen2 baru”, tapi kok kurang
klise ya. Akhirnya gue bilang. “Agricultural one of the most important sector
in this country, and I’m as a youth -no matter what my educational background
is-, have a responsibility to develop my knowledge about that. Other hand, just
for your information, vegetables are good for teeth self cleaning”, gue jawab
sambil nyengir, nggak tau deh ngeles gue itu berhasil atau nggak, tapi beliau
manggut-manggut.
Dan kebetulan banget topik seminarnya gue
ngerti, ngebahas tentang CTI: Coral Triangle Initiative (Bukan Chairul Tanjung
Initiative yah). Itu berkaitan banget sama karya tulis yang gue bikin waktu
ikutan mahasiswa berprestasi tahun lalu. Akhirnya di sesi tanya jawab gue nanya
yang beberapa kali sempet kepikiran, yang intinya: “What is the role of
Australia? Why did it not include in the CTI since we know that Australia has
the great Barrier Reef in the North East side, in the coastal of Pacific?”
Hayo ada yang bisa jawab nggak?
Mas-mas yang jadi pembicara seminar. Masih
muda, ganteng, udah PhD, dan semua gelar nya sampe yang PhD dia sabet di
Jerman. Stunning!
Lagi nanya tentang CTI, bukan mau dangdutan.
Break... Nggak fokus nihhh fotonyaaa-____-
Terus seminar keduanya gue nggak terlalu
ngedengerin abisnya ngantuuukkk. Pokoknya intinya tentang kadar emas di dalam
tanah, dan kalo kita mau memproses, sebenernya ada 3kg emas di setiap 1 Ha
lahan kalau nggak salah.
Setelah seminar berakhir dan kita makan siang,
saatnya ganti baju, soalnya kita bakal melakukan perjalanan menuju desa Ngadas.
Dalam perjalanan itu dibagi beberapa grup. Gue kebagian di Grup 1. Yang serunya
kita diangkut sampe ke Tumpang naik truk tentara dong. Azeeeggg kan?
The Armies: Ugo (UNS), Ririt (UNS), Liti
(UNS), Kamila (Kazakh), Chantrea (Cambodia), Zainab (Burma), Fateha (Malaysia),
gue, Bakhrul (ITS).
Oh iya, btw si Kim Leng ada di kelompok gue
juga, tapi pas di foto ini dia yang jadi tukang potonya.
Sebelum masuk ke truk, gue juga sempet ngobrol
sama Kamila, dia kuliah di jurusan hubungan internasional di Universitas di
Rusia. Adiknya, Dana, kuliahnya jurusan sastra arab, dan tetep tinggal sama
orang tuanya di Kazakh. Dia bilang Indonesia adalah negara paling jauh yang
pernah dia singgahi. Terus gue tanya, kenapa dia tertarik datang ke sini,
sejauh itu sampai ke Indonesia. Dia bilang, soalnya dia tertarik sama
Indonesia. Satu hal yang dia tahu kalau dia ikutan konferensi internasional,
orang Indonesia itu orangnya ramah dan hangat (figuritively, not literally),
makanya dia pengen banget kesini. That’s why, be proud of yourself people,
berbanggalah kalian pribadi-pribadi yang terkenal akan keramahannya :)
Truk pun membawa kami menanjaki jalan menuju
stasiun tumpang, untuk kemudian mengganti transportasi ke desa Ngadas dengan
truk. Perjalanan sekitar 30-45 menit dan kami sampai di Desa Ngadas yang mulai
gelap ditelan malam. Setelah mendengarkan sambutan dari kepala desa, kami
dibagi sesuai dengan grup untuk di tempatkan di rumah-rumah warga... Tak berapa
lama setelah kami beramah tamah dengan pemilik rumah, jadwal paling penting
kami di malam itu pun menunggu...
TIDUR...
*to be continued*
Gema’s room 28.08.2013 18.45