Was it playing nintendo from your warm soft and thick carpet?
was it be trained swimming with duck float by your dad?
or just, , ,whimper for a box creamy yummy ice cream to your mom?
Please, play back your memory. . .
setiap orang pasti punya keinginan untuk menjadikan setiap fase kehidupannya terisi dengan kenangan-kenangan menyenangkan.
Seperti masa-masa kecil yang dipenuhi hal-hal lucu, yang suatu saat akan bisa jadi bahan tertawaan bahkan untuk diri sendiri.
Orang tua yang selalu berusaha penuhi semua rengek kita. . .
Yang kita tahu, masa itu adalah masa yang penuh dengan tawa polos dan keceriaan. . .
Sebatas itukah?
Let's say thanks to God,
for having such good chance. . .
for being born in such impressive family. . .
for being given so much luck to feel happiness that way.
Pernah berpikir bagaimana jika kita di lahirkan di keluarga yang kurang beruntung?
What was our life going to be?
Apakah kita akan mendapatkan keindahan masa kecil yang sama?
Apakah kita masih bisa mendapatkan apa yang kita mau hanya dengan merengek?
Apakah kita bisa menggendong tas sekolah bergambar karakter yang kita suka satu paket lengkap dengan isinya?
aku mikir emang dunia itu kadang nggak adil.
Setiap orang nggak pernah dikasih kesempatan yang sama. Well, right. . . That's why life is so dynamic.
nyesek rasanya kalau liat anak kecil, yang mana seharusnya mereka main & sekolah bareng temennya, melakukan hal lain yang seharusnya nggak perlu dia lakuin.
Klise emang, karena di daerah asalku, aku jarang ngeliat kayak gitu dan di sini bertebaran.
waktu itu aku nggak sengaja liat pertandingan futsal jepang vs inggris (f.sastra maksudnya^^) di lapangan deket GOR pakuan (depan fakultasku) suatu sore,
aku ngeliat anak kecil jualan makanan yang dia taruh di kotak kayu yang lebarnya jauh lebih gede daripada badannya sendiri.
dengan tali yang kepanjangan, jadi buat jalan pun dia susah. dan pasti itu berat banget.
dia jalan aja muter lapangan tanpa bilang apa2. mukanya kayak bingung.
waktu udah deket di tempatku, aku tanyain, "hey adik, kesini sama siapa?"
dia cuma geleng2.
"kamu masih sekolah?", dia ngangguk2, "di mana?", dia jawab SD manaa gitu, pelan banget jawabnya.
aku tanya2 banyak banget, tapi dia jawabnya cuma ngangguk2 sama geleng2 doang. kalau nggak inget anak orang, udah aku cubit2in itu anak. heheh.
terus aku beli ituh makanannya beberapa, , , iya beberapa, soalnya aku cuma bawa 12 ribu =p
untung aja temenku, lena, yang saat itu tersesat bersama di situ, juga mau beli.
aku bilang sama si adik itu buat naruh jualannya itu aja, biar yang nyamperin dia pembelinya aja. kasian kan berat.
eh, adiknya malah pergi aja. hado2.
terus juga, waktu itu sore2 aku kelaparan dan memutuskan beli makanan delivery baru.
ternyata yang nganterin anak2. sepertinya sih SD/SMP. jadi inget adikku. tapi adikku setinggi galah dan sehat berseri, jadi aku nggak kasian.
sudah sering sekali lah, bertemu dengan anak2 yang dipekerjakan seperti itu.
nggak tahu siapa yang musti disalahkan.
orang tuanya? mungkin juga orang tuanya sakit atau dalam dengan keadaan sangat terdesak.
yang mempekerjakan? mungkin orang itu kasihan ngeliat kondisi keluarga si anak.
kalau dari anak itu sendiri, pastinya dia pengin jadi anak2 pada umumnya. yang pagi sekolah, sore main, malem bisa dibimbing orang tuanya belajar.
keinginan untuk dapet rasa kasih sayang yang utuh, keinginan untuk punya mainan2 yang dipunyai anak2 seumurannya, keinginan untuk punya waktu luang untuk merasakan indahnya masa kecil.
nggak tega ngeliat muka polos mereka yang masih bingung gimana menjajakan makanan, apa yang harus mereka bilang saat nganterin makanan.
haaaah, sesek. ketika nggak ada hal yang bisa aku lakuin, ketika aku bisa ngelihat, berpikir, merasakan, tapi nggak tahu harus gimana.
mungkin saat ini aku belum bisa, tapi suatu saat, semoga aku bisa melakukan sesuatu. amin. . .
so, let's say one more time,
THANKS GOD FOR GIVING ME SUCH AMAZING CHANCE. . .
(on my peach carpet, 20.54)
0 komentar:
Posting Komentar