2 jam di depan tv yang penuh ironi

Hari minggu kemarin setelah masak2 yummy and sexy food a la aprilla quin (rancuuu!), saya merilekskan badan dengan menonton tv bersama teman2 saya (yang tentu saja jadi tambah tidak rileks). Acara yang kami tonton pertama adalah take him out. Tidak terlalu menarik memang, yang ada malah kami dapat dosa gara2 mendiskusikan wanita songong yaitu salah satu peserta yang masih menyalakan lampu.
Jadi ceritanya si cowok ini duda ditinggal istrinya gara2 masalah finansial. Terus dia udah berusaha membangun usaha dari awal sebagai abang2 jualan batagor, tapis sekarang udah cukup berhasil.
Nah, dia ikutan take me out untuk mencari istri baru, dan pada akhirnya tersisalah 3 orang wanita yang menyalakan lampu.
Pertanyaan pertama: "apakah Anda mau jika saya mengajak Anda makan di pedagang kaki lima yang di pinggiran"
wanita 1: "saya tidak bisa, umm, karena saya sedang diet dan menjaga berat badan saya. Kita tidak tahu berapa banyak kolesterol yang dikonsumsi kalau makan di tempat seperti itu"
wanita 2: "saya tidak bisa, saya juga menjalankan program diet, lagian sepertinya makanan kaki lima tidak terjamin kebersihannya"
wanita 3: "saya juga sedang berdiet, tapi diet saya untuk kesehatan"
bagian ini saya udah geleng2 kepala melihat kesongongan wanita2 itu. Gaya banget lu, emang kalau nggak makan di kaki lima bisa panjang umur, pikir saya.
Dan si pria mematikan 1 lampu, yaitu wanita ketiga yang meurut saya wanita dengan face 'biasa saja' dan menyisakan 2 wanita cantik lainnya.
Berlanjutlah ke pertanyaan kedua
"berapa banyak uang yang Anda perlukan SEBULAN jika Anda menjadi istri saya nantinya?"
wanita 1: "30juta, 15 juta untuk saya dan 15 juta untuk keluarga. itu udah saya minimalkan sekali. itu belum untuk suami,yah, dia kan bisa nambah2 cari uang sendiri"
choky kaget, saya mangap, , , FYI, si wanita ini adalah PNS!!! Dan masih muda, jadi gaji sebulannya juga nggak bakal sampai 15 juta.
Saya ngerasa dia hanya ingin songong2an aja biar terkesan tajir, hidup mewah. Amit2 ih. . . Cantik banget sih emang tapi.
wanita 2: "kalau saya 20juta untuk diri saya sendiri"
choky mangap, saya pingsan. . . Ya, enggak lah. . .
Aduh, pusing dah. . . Si peserta cowoknya tampangnya langsung nggak banget. Bingung kaget gimana gitu. . .
Tapi dia malu kalau nggak milih kali ya? Akhirnya dia milih wanita 1 yang PNS tadi. Dan kami berpikir "pasti ditinggalin lagi tuh cowok. . ."
wohohomp, milihnya teduh di mata nggak teduh di hati sih (asiiiiik^^)

Lanjut acara berikut pindah channel ke trans, , ,
menceritakan kehidupan masyarakat pedesaan yang hidup di lereng merbabu (saya sambil teriak2 "deket rumah gue ituu"). . . tokoh utamanya adalah mbah muji (ini hasil reporting lo, bukan rekayasa), nenek pencari bunga yang usianya sudah 80 tahun.
Setiap hari dia harus jalan kaki 20-30km untuk mencari bunga mawar (yang untuk nyekar) dimulai sebelum matahari terbit, menjejakkan kaki tak beralasnya pada dingin embun dan udara yang tentunya tidak bersahabat dengan raga ringkihnya.
Melewati belukar dan terancam bahaya yang invisible, mencari warna kelopak mawar dengan mata tuanya yang tentunya tidak berfungsi sebaik mata kita lagi. Dan setelah terkumpul sekeranjang besar penuh, dibawanya mawar itu ke pengumpul. . .
Dengan penuh syukur dia menerima uang DUA RIBU RUPIAH yang diterima dari tengkulak untuk satu keranjang penuh mawar tadi (yang mana akan dijual kembali oleh tengkulak 20ribu per keranjang).
Tertatih, ditemani rasa capek dan lapar, dia pulang ke rumahnya. Tapi, membeli bubur sayur sebagai penghargaan bagi badannya yang telah bekerja sedemikian keras pagi itu, sehingga berkuranglah uangnya 500rupiah. Sisa 1500 rupiah tadilah yang akan menjadi bekalnya seharian ini untuk bertahan hidup di hari itu, sampai akhirnya pagi memberikan awal hari baru, dan pekerjaan yang sama harus dimulai kembali. . . Memetik mawar diantara titik embun dan tebalnya kabut lereng Merbabu.

How you feel? That's so gorgeous isn't it? She doesn't need any pitties for living in such hard life.
Need not to pretend. Need not to want and want for some more. Because for her, all the given things are enough. . .
Because she thought, could see and live in this world that way, is something that must be filled with thankful.

Belum tentu yang makan makanan tanpa kolesterol, rendah lemak, bersih secara klinis, bisa hidup sampai 80 tahun.
Belum tentu, yang menghabiskan duit 30 juta sebulan masih dapat merasakan oksigen sampai hari tuanya secara gratis karena setiap hirup oksigen di udara terbuka tak akan pernah mampu dibeli.
Satu yang pasti adalah, belum tentu kebahagiaan yang didapat di dunia bisa dirasakan secara absolut. . . Believe, everything. . . E.V.E.R.Y.T.H.I.N.G always has a response. . .
Ketika kita sekarang merasakan kecukupan itu, kebahagiaan itu, tapi lupa atas kewajiban kita untuk menunduk dan melihat saudara2 kita, jangan salahkan mereka jika suatu saat mereka lebih cepat berada di source of everlasting happiness jauh lebih cepat daripada kita.
From now on. . . Knock our heart, open it widely to accept all kind of wind. . . Will it be clear or dusty, feel the athmosphere around us. . . So that,you we feel what others feel. . .

film lokal vs film impor

Jujur saya bukan movie freak yang punya dvd segambreng atau tiket blitz sekardus, apalagi tukang jaga gedung bioskop yang bisa nonton film gratis sampai jadi spesialis (spesialis film,red.). . .
Bukan, saya bukan semacam itu.
Saya cuma novelholic yang 'semribit' kalau novel favorit saya diadaptasi menjadi movie (yang biasanya mengecewakan), dan nonton cuma yang rekomendasi2 temen kalau ada film oke.
Maklum, saya bukan orang hedon yang keranjingan nonton.

Nah, dari sekian film2 yang saya tonton, ada beberapa hal yang dapat saya bandingkan khas film di beberapa negara:
1. US:
"free act" sudah biasa (solusi: di fast forward/tutup mata. nggak mau? yaudah, nonton sambil istighfar), kalau cerita remaja biasanya berjiwa hedon, film yang sci-fic efeknya luar biasa keren tiada tara, adegan actionnya oke, aktingnya paaaaas banget (terutama Sandra Bullock waktu di The Blind Side *amazed*), ide-ide ceritanya kreatif & variatif, kalau ada pertandingan2 skor kelompok pemeran utama selisih 1 dari lawan mainnya dan pas di detik2 terakhir.

2. Korea:
pas nonton awal2 biasa aja, tau2 abis nonton mata udah bengkak2 dan tissue segunung, rata2 endingnya sedih kalau perlu tokoh utama mati, biasanya temanya cinta2an, paling pinter ngaduk2 emosi penontonnya.

3. Jepang: (kalau yang ini saya cuma nonton anime2nya sama film dikit sih)
banyak banget pesan moralnya, abis nonton langsung dapet spirit baru, animenya kadang lebay tapi okeeee, bisa meng'genre'kan film secara sempurna (misal film misteri nggak dicampur2 sama adegan terlarang) walaupun Jepang pemroduksi film xxx terbesar di dunia, punya alur cerita yang kreatif dan tidak membosankan walaupun harus dibuat sampai 10 season menyaingi ci*ta fit*i.

4. India:
tontonan saya jaman SD yang sampai sekarang saya masih apal lagu2nya (norak sekali), AUK (As u know) pasti pasti ada adegan joget2 ngiterin pohon dan kejar2an dengan kain sari berkibar (indah sekali), kalau yang jaman duluuuuu banget polisinya namanya inspektur Fijaay (nggak cuma di 1 film) nggak tau sekarang udah ganti nama belum, menguras air mata emak2 dan rata2 happy ending.

5. UK:
bahasa Inggrisnya sama yang diajarin di sekolah (nggak terlalu bayak bahasa gaul), film2 remajanya pornless^^, dedikasi tinggi dalam suatu institusi pendidikan.

6. Meksiko:
Right. . . Telenovela. Yah, isinya cinta2an termasuk yang anak2 (amigos: ana pedro, dulce maria: chirippa dan anjing jantan), musik latinnya asik banget.

7. Indonesia:
nggak kreatif, temanya kalau nggak cinta2an ya hantu porno, aktingnya dan alur cerita lebay (yang jahat jahaaaat banget, yang baik baiiiiiikkk banget), film2 yang kontroversial semakin ditentang semakin populer (waktu ada award2 pemenangnya adalah film2 bagus yang nggak pernah tau kapan ditayangin gara2 yang di tv cuma ada berita film kontroversial), nggak ada film animasi dan emang nggak punya bengkelnya (kayak Dreamwork & disney pixar di US) padahal akademisi IT'nya cukup keren2.

Apalagi ya? Ada ide. . . ?
Yah, well, saya hanya orang yang bisa ngomong, saya hanya bisa mengamati, tapi nggak tahu harus berbuat apa. . . menyedihkan. . .

up