Nggak kepikiran sama sekali pengin jadi dokter (walaupun itu profesi favorit temen2 jaman kami masih unyil).
Waktu SMA juga masuk pertama kali di jurusan bahasa, trus pindah ke IPA gara2 kayak terkucilkan gitu tempatnya (sepele sekali), tapi keinginan untuk kuliah di jurusan "public speaking" masih teteup (berhubung IPA bisa kemana aja).
Cuma ikut 2x UM, SIMAK UI sama UM UNNES. Yang UI ambil sastra inggris & jepang (rejected T.T), yang UNNES pend. bahasa inggris & pend. bahasa jepang (accepted). Emang dari dulu ngincer banget UI. keren gitu liat pake almamater kuning trus aksi di DPR (sekali lagi, karena hal sepele).
Oh iya, sama kebagian formulir PMDK UI, nggak bisa crossing jurusan tapi. Nekat aja ambil komunikasi. Haha. Nggak keterima.
Paraaaah banget lah pengin ke UI-nya. Tapi karena udah takdir kali ya, 3 kali nyoba (PMDK, SIMAK, SNMPTN pilihan ke 3 IPC) nggak lolos juga ke sana.
Pilihan FKG itu bener2 kilat, nggak tau kenapa tiba2 pengen FKG UGM sama UNPAD. Akhirnya lolos disini. . . Mungkin udah di sini kali ya jalannya.
Kirain, pelajarannya cuma masalah gigi. . .
Ternyata saya salah besar! Sama aja. . . Buku kami sama kayak yang digunain FK. Waktu semester 1 parah lah pokoknya. Nggak ada istirahat, tidur malem terus, laporan praktikum kimia&fisika yang minimal 30 halaman tulis tangan (pengolahan datanya boi, mantep -_-), 6-8 makalah tiap minggu. . .
Presentasi unlimited. presentasi mulu kerjaannya. praktikumnya banyak (itmkg susah acc). Sakiiiiit aja kerjaannya. Hoho.
Semester 2 udah mulai lumayan, praktikumnya cuma 4: ITMKG, microbiology, pathology, sama parasitology.
ITMKG nya susaaaaah banget buat acc. Hampir kena blaclist sama dosen gara2 pernah pulang duluan tanpa izin (abis biasanya kalo udah selesai disuruh buru2 keluar) sama baca komik waktu praktikum (nungguin air mendidih, lama banget sumpah).
Yang terakhir tadi, haduuuhhh, sidangnya hampir mati di tempat dah. Dibilang saya nggak punya attitude yang baik sebagai calon dokter lah, nggak niat lah, kekanak-kanakan lah. Nah, saya emang childish. Aduuuh, reputasi saya di sini ancur banget lah. . .
Unintended. . . Emang saya nggak pernah bisa fokussssss!!! Gimana coba. Abis dimarahin kayak gitu seharian saya nggak nafsu ngapa2in, soalnya saya nggak pernah yang namanya dibentak.
Jadiiii pengeeeeen pindah!!!!
Kali ini nggak berpikir singkat kok. . .
sudah saya pikirkan masak2 (halah), antara lain:
*peralatan kedokteran gigi yang mahal, buat praktikum taun ini aja udah 1 koma sekian jt (padahal barang2nya kayak punya tukang bangunan. e.g: tang, kawat, gips, dll), mending kalau dapet stetoskop/spigmomanometer. . . >> alasan kurang mendukung.
*pelajarannya sama susahnya kayak FK, malah ada praktikumnya susah acc segala >> kuat
*terkesan lebih komersil dibandingkan dokter umum, high class abis(melihat gaya hidup yang sudah jadi dokter gigi)
*saya pengen lebih dibutuhkan orang lain (kalau dokter gigi nggak terlalu)
*kalau pengen jadi dokter di desa, mindahin barang2nya susah (dental chair segede apa coba?)
dulu sih, saya emang orientasi profesi ke financial. Tapi, setelah ngeliat banyak orang nggak mampu yang nggak bisa dapet pengobatan, dapt pelayanan kelas 2, nggak dianggep sama petugas2 rumah sakitnya. . . Huff. . .
benci rasanya, saya bisa denger, lihat, ngerasain, tapi nggak bisa apa2. . .
kalau masalah penghidupan yang layak mah, urusan suami saya entar. . . hoho.
saya nggak berpenghasilan juga nggak papa, orang sebenernya pengen jadi ibu rumah tangga. . . tapi kan nggak ada salahnya dokter jadi ibu rumah tangga doang, tapi bisa bantu orang juga. ilmu kan nggak ada ruginya^^.
hahaha. . . (mikir kemanaaaaaa2 aja). pengen kayak sandra bullock waktu di the blind sight. gitu lah. . . bedanya saya suatu saat jadi ibu rumah tangga, dokter freelance and free tax, aktivis juga. . . Hiiiiiwwww. . . Amiiiin.
Ya Alloh, make it be what it will be. . . But, please consider what i want it to be. . . Amin. . .?^^